Skip to content

Artificial Intelligence (AI): Definisi, Contoh, Jenis & Dampak-nya

  :  444
  :  11 minutes
artificial-intelligence
5
(1)

Halo, Sobat Edupac! Selamat datang kembali di blog resmi Edupac Indonesia. Pada tahun 2022, dunia dikejutkan oleh sebuah inovasi teknologi yang sangat luar biasa. Pastinya, kamu sudah menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari baik dalam pekerjaan ataupun studi kamu. Tepat pada tanggal 30 November 2022, sebuah perusahaan bernama OpenAI meluncurkan teknologi canggih bernama ChatGPT, yang sudah lama menjadi perbincangan hangat. ChatGPT adalah nama salah satu situs Artificial Intelligence (AI) yang sangat populer dengan estimasi 100 juta pengguna aktif setiap minggunya. Pasalnya teknologi AI ini seakan menjadi pisau bermata dua yang dapat memberikan dampak positif dan juga negatif bagi masyarakat di seluruh dunia.

Pada artikel kali ini, kami tidak akan membahas tentang platform ChatGPT, melainkan tentang apa itu Artificial Intelligence secara lengkap. So, let’s get started!

Apa itu Artificial Intelligence (AI)?

Mari kita membuat daftar pengertian dari AI menurut jurnal atau buku, lalu kita membuat sebuah kesimpulan berdasarkan daftar tersebut. Menurut berbagai sumber, Artificial Intelligence merupakan:

  1. It is the science and engineering of making intelligent machines, especially intelligent computer programs. It is related to the similar task of using computers to understand human intelligence, but AI does not have to confine itself to methods that are biologically observable. (McCarthy, 2004)
  2. Artificial Intelligence is a branch of science and technology that creates intelligent machines and computer programs to perform various tasks which requires human intelligence. (Fathima, 2021, p. 65)
  3. Artificial Intelligence is social and cognitive phenomena that enable a machine to socially integrate with a society to perform competitive tasks requiring cognitive processes and communicate with other entities in society by exchanging messages with high information content and shorter representations. (Abbass, 2021, p. 95)
  4. Artificial Intelligence (AI) is field of computer science which emphasizes on creation of smart machines, which behave, act, think and make rational decisions like human-beings. The word itself is composed of two parts, Artificial implying man-made and Intelligence implying making rational decisions based on observational and situational analysis. Thus, AI could be said as ―”Man-made Brain”. (Johns, 2021, p. 56)

Kesimpulan yang bisa diambil, Artificial Intelligence (AI atau dalam bahasa Indonesia “Kecerdasan Buatan”) adalah bidang ilmu sains dan teknologi multidisiplin yang berfokus pada pengembangan mesin pintar dan program komputer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Dalam artian, mesin atau program komputer yang dapat berperilaku, bertindak, berpikir, dan mengambil keputusan rasional  berdasarkan analisis situasi dan pengamatan layaknya manusia.

AI tidak hanya mereplikasi proses kognitif manusia, tetapi juga menciptakan sistem yang mampu berinteraksi secara sosial, menyelesaikan tugas-tugas kompleks, dan bertukar pesan dengan informasi yang padat dan efisien. Intinya, Artificial Intelligence dapat didefinisikan ke dalam empat kategori berikut:

  1. Sistem yang dapat berpikir seperti manusia (think like humans),
  2. Sistem yang dapat berperilaku seperti manusia (act like humans),
  3. Sistem yang dapat berpikir secara rasional (think rationally), dan
  4. Sistem yang dapat bertindak secara rasional (act rationally).
kesimpulan-dari-pengertian-atau-definisi-dari-apa-itu-artificial-intelligence

Sumber: Russell & Norvig (2003, p. 2).

Perbedaan AI, Machine Learning dan Deep Learning

Banyak orang sering bertanya-tanya mengenai perbedaan antara Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Deep Learning (DL). Kami menemukan sebuah buku yang dapat menjawab pertanyaan tersebut, yaitu MATLAB Deep Learning karya Phil Kim (2017). Untuk memahaminya dengan lebih baik, langkah pertama adalah mengenali definisi dari masing-masing istilah ini:

Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah bidang ilmu yang luas, mencakup segala bentuk teknologi yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia.

Machine Learning (ML)

Machine Learning adalah salah satu cabang utama dari AI yang berfokus pada kemampuan komputer untuk belajar dari data tanpa diprogram secara eksplisit.

Deep Learning

Deep Learning adalah subkategori dari Machine Learning yang lebih khusus dan mendalam. Deep Learning menggunakan jaringan saraf tiruan yang terdiri dari banyak lapisan (deep neural networks) untuk memproses data yang kompleks.

Kesimpulannya adalah:

AI, ML, dan DL saling terkait dalam hierarki yang jelas. Artificial Intelligence (AI) mencakup semua teknologi yang meniru kecerdasan manusia. Machine Learning (ML) adalah bagian dari AI yang memungkinkan mesin belajar dari data, sementara Deep Learning (DL) adalah cabang dari ML yang menggunakan jaringan saraf tiruan untuk menangani data yang sangat kompleks.

Dengan kata lain, Deep Learning adalah bagian dari Machine Learning, dan Machine Learning adalah bagian dari Artificial Intelligence.

Nah sekarang sudah paham ya, singkatnya untuk memahami Artificial Intelligence, kamu perlu mempelajari Machine Learning terlebih dahulu. Sebagai informasi, National University of Singapore (NUS) menawarkan potongan biaya kuliah hingga 40% untuk program M.Sc Computer Engineering yang diselenggarakan oleh NUS College of Design and Engineering.

Dalam program ini, terdapat spesialisasi Machine Intelligence and Applications (MIA) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendalami teknik Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML). Klik gambar berikut untuk daftar beasiswa:

national-university-of-singapore-(nus)-cde-scholarship

Daftar beasiswa sekarang dengan klik gambar dan mengisi formulir online.

Contoh Penerapan Artificial Intelligence dalam Kehidupan Sehari-Hari

Teknologi AI dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, menjadikan aktivitas harian lebih mudah dan efisien.

1. Virtual Assistant

Artificial Intelligence (AI) bisa digunakan untuk membantu menjalankan perintah suara, seperti mengatur alarm, menjawab pertanyaan, memutar musik, hingga mengontrol perangkat pintar di rumah. Teknologi ini memungkinkan interaksi yang lebih praktis dan efisien dalam kehidupan sehari-hari.

2. Media Sosial

Selain itu, AI juga berperan penting dalam platform media sosial, terutama dalam menyediakan rekomendasi konten yang disesuaikan dengan preferensi pengguna. Teknologi ini menganalisis perilaku pengguna, seperti konten yang disukai atau diikuti, untuk menghadirkan pengalaman yang lebih personal dan relevan.

3. E-Commerce

Artificial Intelligence (AI) juga dapat diterapkan pada platform belanja online (e-commerce). Mirip dengan penerapannya di media sosial, AI di e-commerce memungkinkan sistem untuk memberikan rekomendasi produk yang relevan berdasarkan perilaku dan preferensi pengguna, seperti riwayat pencarian, pembelian, atau produk yang sering dilihat.

4. Generative Chat

Berbeda dengan chatbot biasa yang menggunakan flowchart atau rule-based system, di mana percakapan hanya mengikuti serangkaian aturan yang telah diprogram sebelumnya, Generative Chat berbasis AI mampu menghasilkan respons secara dinamis. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Machine Learning dan Natural Language Processing (NLP), sistem chat dapat memahami konteks, berpikir, dan merespons percakapan layaknya manusia.

5. Search Engine

Google, Bing, dan mesin pencari lainnya kini didukung oleh teknologi Artificial Intelligence (AI). Dengan kemampuan AI, mesin pencari dapat menyajikan ringkasan informasi langsung dari berbagai sumber, sehingga pengguna dapat menemukan jawaban yang relevan tanpa perlu membuka setiap website satu per satu.

6. Game Online

Bukan hal yang mustahil kalau Artificial Intelligence diterapkan dalam pengembangan game online. Dalam game role-playing, AI memungkinkan NPC (Non-Playable Character) berperilaku lebih realistis, seperti manusia, dengan kemampuan berinteraksi secara natural dan menciptakan quest secara otomatis tanpa pemrograman manual. Selain itu, AI juga dapat berperan sebagai teman atau lawan bermain dalam game multiplayer untuk membantu pemain meningkatkan keterampilan bermain mereka.

7. Autocorrect

Binggung menulis email? AI juga dapat digunakan sebagai fitur autocorrect, dapat membantu memperbaiki kesalahan penulisan secara otomatis dan memberikan saran kata yang lebih tepat, sehingga komunikasi tertulis menjadi lebih mudah dan efektif.

8. Translator

Ingin bepergian ke luar negeri tetapi tidak menguasai bahasa di negara tujuan? Jangan khawatir, teknologi AI kini mampu menerjemahkan bahasa lebih akurat, sehingga komunikasi dengan penduduk setempat menjadi lebih mudah dan lancar. Bahkan saat kamu berbicara dalam bahasa ibu kamu, AI dapat menerjemahkannya secara otomatis ke bahasa yang kamu inginkan.

9. Robotics

Terakhir, AI berfungsi sebagai “otak” bagi robot, memungkinkan mereka menyerap informasi dari berbagai sumber, menganalisis data, dan mengambil keputusan secara mandiri, seperti layaknya otak manusia. Dengan teknologi AI, robot dapat bekerja secara efisien di berbagai bidang, seperti industri manufaktur, layanan kesehatan, logistik, hingga eksplorasi luar angkasa.

Jenis-jenis Artificial Intelligence

jenis-jenis-artificial-intelligence-ai

Sumber: freepik.com (edited)

Berdasarkan Kapabilitas

Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan oleh De Spiegeleire, Stephan, Matthijs Maas, dan Tim Sweijs (2017), ada tiga tingkatan berdasarkan kapabilitas dari AI, yaitu sebagai berikut:

1. Artificial Narrow Intelligence (ANI atau “Narrow AI”)

Bentuk AI yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu dengan sangat baik. Kinerjanya sering kali setara atau bahkan melampaui kemampuan manusia dalam tugas-tugas spesifik tersebut. Contoh: IBM Deep Blue & Watson, Google AlphaGo, aplikasi lainnya seperti filter spam, google translate, high-frequency trading, dan lain sebagainya.

2. Artificial General Intelligence (AGI atau “Strong AI”)

AGI adalah jenis AI yang mampu melakukan berbagai tugas dengan tingkat kemampuan yang setara dengan manusia. Contoh: Mobil tanpa pengemudi, virtual assistant seperti Google Assistant, Alexa, Siri, dan Generative AI seperti ChatGPT.

3. Artificial Superintelligence

AI yang kemampuannya melampaui manusia dalam semua aspek, termasuk kreativitas, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Sampai saat ini, belum ada AI yang telah mencapai tingkatan superintelligence.

Berdasarkan Fungsionalitas

Awalnya, AI diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu Weak AI dan Strong AI. Namun, Arend Hintze dalam buku Artificial Intelligence for Dummies (2018) menawarkan pendekatan yang lebih rinci dengan membagi AI menjadi empat jenis berdasarkan fungsionalitasnya, yaitu sebagai berikut:

1. Reactive Machines

Ini adalah mesin yang hanya bisa bereaksi terhadap apa yang terjadi saat itu. Contohnya adalah komputer yang bermain catur atau menjawab pertanyaan di acara kuis. Mesin ini tidak bisa “mengingat” atau belajar dari pengalaman. Setiap kali membuat keputusan, semua dihitung dari awal lagi. Mesin ini hanya dibuat untuk melakukan tugas tertentu saja.

2. Limited Memory

Mesin seperti mobil tanpa pengemudi atau robot pintar bisa “mengingat” sedikit pengalaman sebelumnya. Jadi, jika mereka menghadapi situasi yang sama lagi, mereka bisa bertindak lebih cepat. Ini membuat mereka lebih efisien dan siap untuk memecahkan masalah baru. Mesin ini lebih pintar dibandingkan mesin reaktif.

3. Theory of Mind

Pada tahap ini, mesin bisa memahami apa yang mungkin diinginkan oleh orang atau benda lain di sekitarnya. Contohnya, mobil tanpa pengemudi di masa depan tidak hanya tahu ke mana ia harus pergi, tapi juga bisa “menebak” apa yang ingin dilakukan pengemudi lain di jalan, seperti menyalip atau berhenti. Teknologi ini masih dalam pengembangan dan belum ada di dunia nyata.

4. Self Aware AI

Ini adalah mesin super canggih yang sering muncul di film. Mesin ini tidak hanya mengerti lingkungannya, tapi juga “sadar” akan dirinya sendiri, seperti manusia. Mesin ini bisa memahami perasaan dan tujuan orang lain dengan sangat dalam. Tapi, teknologi seperti ini masih jauh dari kenyataan dan belum bisa dibuat sekarang.

Dampak dari Teknologi AI

dampak-dari-teknologi-ai

Sumber: freepik.com

Seperti pedang bermata dua, teknologi Artificial Intelligence (AI) memiliki potensi untuk memberikan dampak positif maupun negatif. Elon Musk, Co-Founder dari OpenAI, bahkan pernah memperingatkan bahwa AI dapat menjadi ancaman yang lebih besar daripada senjata nuklir. Namun, di sisi lain, AI juga menawarkan manfaat luar biasa yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan membantu menyelesaikan berbagai tantangan global.

Berdasarkan jurnal Artificial Intelligence: Positive or Negative Innovation (2023), berikut adalah dampak positif dan negatif dari AI yang diidentifikasi:

Dampak Positif

1. Kemajuan di Berbagai Industri

AI membantu mempercepat inovasi di berbagai sektor seperti kesehatan (diagnosis penyakit yang lebih akurat), pendidikan (pembelajaran personalisasi), transportasi (kendaraan otonom), dan logistik (optimasi rantai pasok).

2. Efisiensi dan Produktivitas

AI meningkatkan efisiensi dengan mengotomatiskan tugas-tugas berulang, memungkinkan manusia fokus pada pekerjaan yang lebih kreatif dan bernilai tinggi.

3. Keamanan dan Manajemen Risiko

Dalam keamanan siber, AI membantu mendeteksi ancaman dengan cepat dan memberikan respons otomatis yang lebih efektif.

4. Dampak Positif pada Lingkungan

AI dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon melalui optimasi sumber daya di kota pintar (smart cities).

5. Inovasi Teknologi Baru

Generative AI, seperti ChatGPT, membuka peluang dalam penciptaan konten dan pengembangan solusi kreatif.

Dampak Negatif

1. Pengangguran

Otomasi yang dilakukan AI menggantikan pekerjaan manusia, terutama pada tugas-tugas yang repetitif dan manual, sehingga meningkatkan pengangguran di beberapa sektor.

2. Pelanggaran Privasi dan Keamanan Data

AI dapat menyalahgunakan data pribadi, seperti mengidentifikasi informasi sensitif dari data anonim atau menciptakan deepfake yang menyesatkan.

3. Penyebaran Misinformasi

AI digunakan untuk menyebarkan informasi palsu melalui media sosial, termasuk deepfake, bot, dan propaganda.

4. Bias Algoritma

AI dapat menghasilkan keputusan yang bias jika datanya tidak representatif, menyebabkan diskriminasi dalam sistem seperti rekrutmen atau kredit.

5. Risiko Etika dan Sosial

Penggunaan AI dalam pengambilan keputusan penting (misalnya, di bidang hukum dan kesehatan) dapat membawa dampak besar jika tidak diawasi dengan baik.

6. Kerentanan Keamanan Siber

Serangan terhadap sistem AI, seperti manipulasi data pelatihan (poisoning attacks), dapat menyebabkan kegagalan sistem yang berbahaya.

7. Kurangnya Interaksi Manusia

Dalam pendidikan, AI dapat menggantikan peran guru manusia, yang mengurangi interaksi sosial antara siswa dan pengajar.

Referensi

Penutup

Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca setia blog kami. Bagaimana menurut kamu tentang Artificial Intelligence? Kami percaya, sudah saatnya kita mulai mempelajari AI agar tidak tertinggal zaman. Jika kamu membutuhkan konsultasi, kamu bisa menghubungi education counsellor EduXpert Indonesia atau terhubung dengan Customer Service kami melalui tombol WhatsApp berikut:

whatsapp-kaplan-edupac-jakartawhatsapp-kaplan-edupac-surabaya

Jangan lupa untuk follow media sosial kami, agar kamu tidak ketinggalan informasi beasiswa, promo, event, dan lain sebagainya. Klik link berikut untuk menuju media sosial kami:

  1. Instagram: @kaplanedupacid
  2. Facebook: @KaplanEdupacIndonesia.

Ikuti terus artikel kami selanjutnya, Thank You!

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.