211 Views 7 minutes March 7, 2025

Halo, Sobat Edupac. Meraih gelar MBA adalah pencapaian luar biasa yang membutuhkan dedikasi dan perjuangan panjang. Gelar ini bukan hanya simbol keunggulan akademis, melainkan juga tiket emas menuju berbagai peluang karir yang menjanjikan, termasuk pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan. Di tengah persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif, memiliki gelar MBA dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan dalam menerima kamu. Menurut Corporate Recruiters Survey (2023), peluang diterima kerja bagi lulusan MBA mencapai 71% hingga 81% secara global. Sementara itu, wilayah dengan prospek karir lulusan MBA yang paling menguntungkan jatuh kepada Amerika Serikat dengan gaji sekitar US$ 125.000 per tahun.

Mendengar fakta tersebut, pastinya kamu bertanya-tanya; “Memangnya lulusan MBA kerja apa sehingga bisa mendapatkan gaji sebegitu besarnya?“. Berdasarkan informasi dari GMAC (2021) dalam laporan “Career Aspirations“, berikut adalah beberapa bidang pekerjaan yang umumnya diambil oleh para lulusan MBA:

1. Bekerja sebagai Konsultan

Konsultasi merupakan bidang paling populer bagi lulusan MBA. 47% responden survei GMAC menyatakan minatnya pada industri ini. Lulusan MBA sering direkrut oleh firma konsultan ternama seperti McKinsey, BCG, atau Bain & Company. Hal ini disebabkan karena lulusan MBA telah dibekali dengan keterampilan manajerial yang komprehensif dalam berbagai disiplin ilmu—mulai dari manajemen, keuangan, pemasaran, operasional, hingga sumber daya manusia. Dengan bekal pengetahuan yang luas dan mendalam, mereka tidak terbatas pada satu perspektif saja. Itulah sebabnya, lulusan MBA sangat cocok berkarier sebagai konsultan, karena mampu mengintegrasikan berbagai aspek bisnis untuk memberikan solusi strategis yang efektif dan inovatif.

Berdasarkan website www.businessbecause.com (2025) oleh GMAC, jika diterima oleh perusahaan konsultan big three (McKinsey & Company, Boston Consulting Group, dan Bain & Company), kamu akan mendapatkan gaji sekitar US$ 190,000 per tahun.

Baca Juga: Apa itu MBA? Kenali Definisi, Tips & Alasan Memperoleh Gelar MBA

2. Berkarir di Bidang Keuangan dan Akuntansi

Menurut laporan Career Aspirations, sekitar 46% lulusan MBA memilih untuk mengejar karier di bidang keuangan dan akuntansi. Banyak di antaranya memulai perjalanan sebagai Investment Banker atau Financial Analyst, dan beberapa yang beruntung berhasil mencapai posisi strategis seperti Chief Financial Officer (CFO). Sebagai contoh, Ruth Porat adalah figur publik ternama yang merupakan lulusan MBA dan kini menjabat sebagai CFO di Alphabet, perusahaan induk Google.

Tentunya, setelah meraih gelar MBA, kamu berhak mendapatkan lebih dari sekadar pekerjaan entry level. Menurut data dari US Bureau of Statistics (2023), seorang Financial Manager di Amerika Serikat memiliki peluang untuk memperoleh gaji antara US$82.870 hingga US$239.200 per tahun. Itu adalah manajer, bagaimana jika kamu berhasil meraih jabatan CFO? Tidak terbayang bukan berapa gaji yang akan kamu dapatkan.

3. Manajemen Produksi dan Jasa

Setelah lulus, sekitar 40% lulusan MBA memilih untuk meniti karier di sektor produk dan jasa. Biasanya, universitas menawarkan berbagai spesialisasi dalam program MBA—mulai dari keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, hingga manajemen operasi. Mereka yang bekerja sebagai Product Manager, Operations Director, atau Supply Chain Manager umumnya adalah lulusan MBA dengan spesialisasi manajemen operasi.

Kamu pasti tahu Amazon, bukan? Perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat ini mempekerjakan Jacob Ramirez, seorang lulusan MBA dari San Diego State University, yang kini menjabat sebagai Supply Chain Manager. Nah, berapa gaji seorang Supply Chain Manager? Berdasarkan data dari Glassdoor (2024), gaji mereka di Amerika Serikat berkisar antara US$119,000 hingga US$194,000 per tahun.

Baca Juga: Apa sih Perbedaan Gelar MBA dan MM?

4. Bekerja di Perusahaan Teknologi

Siapa bilang hanya lulusan IT yang bisa bekerja di perusahaan teknologi? Faktanya, program MBA juga ada loh studi spesialisasi di bidang IT. Namun pembelajarannya tidak difokuskan pada aspek teknis seperti coding atau pemrograman, melainkan pada cara memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung dan menggerakkan strategi bisnis. Biasanya, materi yang diajarkan mencakup manajemen sistem informasi, analisis bisnis, strategi transformasi digital, perencanaan IT, serta topik-topik kunci lainnya yang mendukung integrasi teknologi dalam dunia bisnis.

Agar kamu lebih yakin, berikut contohnya: lulusan MBA yang sukses berkarir di perusahaan teknologi. Kamu pasti sudah tahu Microsoft, bukan? Yap, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini terkenal sebagai pembuat sistem operasi Windows dan kini juga telah mengembangkan layanan cloud. Tahukah kamu siapa yang memimpin pengembangan Microsoft Cloud? Namanya Satya Nadella, yang kini menjabat sebagai CEO Microsoft dan merupakan penerus Steve Ballmer. Dia merupakan lulusan MBA di University of Chicago.

Dilansir dari Glassdoor (2024), gaji seorang Technology Strategy Lead di Amerika Serikat bisa mendapatkan gaji pokok sekitar US$ 113,000 hingga US$ 195,000 per tahun. Itu belum sama bonus performa yang bisa berkisar US$ 118,000 hingga US$ 219,000.

Baca Juga: 9 Daftar Universitas Dengan Program MBA Terbaik di Dunia

5. Bekerja di Sektor Nirlaba/Pemerintahan

Ada yang berpendapat bahwa karena MBA merupakan gelar bisnis, lulusannya tidak cocok berkarir di sektor pemerintahan. Memang, MBA berfokus pada ilmu bisnis — sesuai dengan namanya “Master of Business Administration” — namun hal itu tidak menutup peluang bagi lulusannya untuk bekerja di pemerintahan. Sebagai buktinya, Presiden Amerika ke-43, George W. Bush, merupakan lulusan MBA dari Harvard University, salah satu universitas ternama di Ivy League.

Faktanya, sekitar 25% lulusan MBA memilih berkarir di sektor nirlaba atau pemerintahan. Posisi seperti Policy Advisor atau Public Sector Consultant menjadi pilihan populer di kalangan lulusan MBA. Berdasarkan informasi dari Glassdoor (2024), gaji untuk posisi tersebut berkisar antara US$ 89,000 hingga US$ 243,000 per tahun, tergantung pada pengalaman, dan lembaga / organisasi / perusahaan dimana kamu bekerja.

qs-master-and-mba-fair-april-2025
QS Master & MBA Fair kembali hadir! Jangan lewatkan kesempatan untuk menghadiri event istimewa ini pada tanggal 12 April 2025 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Klik gambar untuk informasi lebih lanjut!

6. Bekerja di Sektor Energi dan Utilitas

Menariknya, ada juga program MBA yang menawarkan spesialisasi di bidang energi. Misalnya, UC Berkeley, salah satu kampus ternama dari University of California, menyediakan program MBA dengan fokus pada energy, cleantech, dan renewables. Program ini dirancang agar lulusan dapat mengaplikasikan keahlian mereka di industri-industri energi terbarukan. Kerja sebagai apa lulusan MBA dengan spesialisasi tersebut? Mereka bisa bekerja sebagai Sustainability Consultant, Renewable Energy Analyst, Energy Project Manager, atau bahkan sebagai eksekutif di perusahaan-perusahaan energi terkemuka.

Nah, biar informasi yang kami berikan lebih valid, kalau ada loh ada lulusan MBA yang berhasil berkarir di perusahaan energi terbarukan. Tahukah kamu siapa salah satunya? Namanya Tom Zhu, dia adalah seorang Senior Vice President di perusahaan otomotif listrik yang bergengsi, Tesla. CNN (2023) bahkan menjulukinya sebagai “right-hand” nya Elon Musk, dan Tom Zhu merupakan lulusan MBA dari Duke University.

Walaupun bukan pilihan yang populer, ada sekitar 12% lulusan MBA memilih untuk bekerja di industri energi berdasarkan laporan dari Career Aspiration. Perihal gaji pastinya relatif tergantung perusahaan atau profesi apa yang kamu ambil. Tapi anggaplah jika kamu mendapatkan pekerjaan sebagai Sustainability Consultant, kisaran gaji yang akan kamu dapatkan sekitar US$ 86,000 hingga US$ 158,000 per tahun.

Baca Juga: Kenapa Kuliah MBA? Inilah 7 Keuntungan Ambil Program MBA

7. Menjadi Pengusaha (Entrepreneur)

Program MBA itu dirancang untuk menjadi seseorang yang berpikiran kritis, oleh karena itu biasanya kelas MBA akan selalu “berisik” karena banyak diskusi, di mana setiap ide diuji dan ditelaah dari berbagai sudut pandang. Kemampuan tersebut dapat menjadi modal penting bagi lulusan MBA untuk berinovasi dan mengembangkan usaha, mengubah ide-ide kreatif menjadi bisnis yang sukses dan berkelanjutan.

Meski hanya 9% lulusan MBA yang memilih jalur wirausaha, sudah banyak alumni MBA yang menjadi pengusaha di Indonesia. Salah satu contoh, Nadiem Makarim, dia merupakan lulusan MBA di Harvard Business School dan mendirikan aplikasi Gojek yang sampai sekarang kita gunakan. Namanya pengusaha ya pastinya tidak digaji ya melainkan mendapatkan pendapatan dari bisnis tersebut. Banyak tidaknya tergantung bagaimana kamu mengimplementasikan apa yang kamu pelajari di bangku kuliah.

Baca Juga: 5 Publik Figur Indonesia yang Meraih Gelar MBA di Luar Negeri

 

Demikianlah, Sobat Edupac, berbagai prospek kerja bagi lulusan MBA menunjukkan betapa luas dan beragamnya kesempatan yang terbuka. Dari peran sebagai konsultan, eksekutif di bidang keuangan, manajemen produksi dan jasa, hingga spesialisasi di perusahaan teknologi, sektor pemerintahan, energi, dan bahkan jalur kewirausahaan—setiap spesialisasi menawarkan tantangan dan penghargaan tersendiri.

Dengan bekal pengetahuan mendalam dan kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari program MBA, kamu siap bersaing di kancah global dan meraih karir yang cemerlang. Apakah kamu ingin kuliah MBA di luar negeri? Bisa banget konsultasi GRATIS dengan education counsellor kami! Klik tombol Whatsapp berikut ini ya:

whatsapp-kaplan-edupac-jakartawhatsapp-kaplan-edupac-surabaya

Jangan lupa untuk follow media sosial kami, agar kamu tidak ketinggalan informasi beasiswa, promo, event, dan lain sebagainya. Klik link berikut untuk menuju media sosial kami:

  1. Instagram: @edupacindonesia
  2. Facebook: @EdupacIndonesiaHQ.

Ikuti terus artikel kami selanjutnya, Thank You!